Tips Kuliah di Eropa Gratis Tanpa Beasiswa – Kebanyakan anak Indonesia masih sering mengira bahwa mereka yang bisa mencicipi kuliah ke luar negeri gak lain dan gak bukan adalah mereka yang beruntung.
Baik beruntung karena otak cemerlang dengan mudah menggandeng beasiswa bergengsi.
Atau beruntung karena orangtua berduit sekaligus kasih kebebasan pergi dan cari pengalaman sampai menyebrangi samudera.
Walau nomer dua sih mungkin akan selalu melekat yah, mau kemanapun pasti restu orangtua atau siapapun yang mengasuh dan perduli dengan kita sejak kecil akan jadi kunci kemanapun kaki melangkah.
Walau akan sangat disayangkan sebenarnya orangtua yang mengikat anak di rumah dan lebih suka bergumul dan memelihara anak bahkan hingga beranak pinak.
Alhasil anak usia 30, 40 bahkan 50 masih tinggal menumpang di rumah orangtua dengan alasan tidak pernah diijinkan untuk melangkah keluar.
Oke itu bukan pembahasan saya kali ini! Saya juga tidak bermaksud bergunjing soal ini; sok mangga aja ini mah urusan pribadi aja.
Saya lebih akan membahas persoalan nomer satu, perkara finansial.
Mereka yang punya rasa percaya diri besar akan bilang, “gampang lah tinggal beasiswa aja,” dan mereka yang bahkan tidak pernah terbersit buat mengirimkan aplikasi akan bilang, “ya lo sih enak, otak lo kinclong, lah gw naik kelas aja keseret-seret.”
Saya sempat terpikir di nomer dua, jangankan untuk mengirimkan aplikasi untuk bisa masuk seleksi, mencoba mencari saja yaa tidak terpikir.
Saya tidak merasa memiliki kemampuan cukup untuk berkompetisi dengan para lulusan sekolah kelas atas, atau keenceran otak saya setingkat dengan mereka. Jadi pada tahun 2009 beasiswa tidak sedetikpun terbersit di otak saya.
Tapi saya tahu ; setidaknya saya punya nyali yang sejalan dengan akal sehat.
Saya mulai mencari tahu sampai akhirnya menemukan informasi tentang Jeune Fille Au Pair. Info itu saya dapat dari teman yang bekerja di Campus France.
Apa itu Jeune Fille Au Pair? Jadi program Jeune Fille Au Pair adalah semacam program pertukaran. Pertukaran pelajar kah? Bukan!
Jeune Fille Au Pair adalah semacam program pertukaran pelayanan, dimana seorang anak yang memiliki kondisi finansial terbatas, usia berkisar mulai dari 16 sampai dengan 30 tahun, dan berani untuk masuk dan berkenalan dengan keluarga dan anak-anak yang akan menjadi tanggung jawabnya selama kurang lebih 20 jam setiap minggunya.
Apa maksudnya kondisi finansial terbatas? Harus melampirkan surat miskin gitu? Hahaha bukan atuh ihh
Kondisi finansial terbatas artinya kita tidak punya rekening koran dengan jumlah minimum yang cukup yang bisa ditunjukkan saat mengajukan aplikasi visa ke negara yang dituju.
Au pair tidak memiliki kewajiban menyertakan bukti kondisi finansial selama tiga bulan kebelakang sebagaimana yang selalu harus kita lakukan setiap akan mengajukan visa, terutama ke negara-negara Eropa atau USA atau Canada atau Australia.
Jadi masalah ini terselesaikan? Belum!
Ada yang harus dipenuhi ketika akan mengajukan visa dalam program Au pair ;
Pertama, wajib melampirkan kontrak yang ditandatangani oleh keluarga yang akan menjadi penampung sekaligus disebut sebagai istilah kasarnya majikan, atau istilah baiknya host family (begini para au pair di negara maju menyebut keluarga tempat mereka bekerja, bukan majikan, karena walau kita ikut membantu pekerjaan rumah, tingkat kita masih setara, bahkan kita menjadi bagian dari keluarga dimana kita akan ikut makan di meja yang sama atau menonton tivi dan duduk di sofa yang sama). Selain ditandatangi keluarga ditandatangani siapa lagi?
Kontrak juga harus ditandatangi juga di beri cap oleh otoritas kota setempat, seperti kantor walikota misalnya. Artinya keluarga yang akan menampung kita lah yang harus menunjukkan kelayakannya dalam menampung anak muda yang kelak akan bergabung dengan keluarga mereka. Kenapa? Karena ini bukan program bunuh diri, ini adalah program yang harus dipertanggung jawabkan oleh negara yang akan dikunjungi.
Nah setelah mendapat kontrak persetujuan yang ditandangani dan di cap, disana akan tercantum bahwa seorang au pair harus menerima pelajaran bahasa setempat secara ofisial baik dalam program di sekolah maupun privat selama 20 jam per minggu.
Kok jumlah jamnya sama dengan tanggung jawab kerja kepada host family kita? Betul! Karena Au Pair adalah program pelatihan bahasa sekaligus pertukaran budaya.
Ketika kita menjadi au pair, bukan hanya tugas yang harus diperhatikan dan dituntut, tapi juga terkait kemampuan kita dalam berkomunikasi dalam bahasa asing dan kemampuan kita mengikuti pola budaya baru yang sedang kita coba pahami dan jika terlalu rumit.
Disinilah nilai toleransi akan sangat diperhitungkan. Kenapa? Karena percaya atau tidak, ini yang menjadi masalah besar untuk banyak orang yang pergi melancong dan tinggal di negara asing, gegar budaya.
Gimana sih contohnya gegar budaya? Begini, saat kita bilang ‘di negara saya sih harusnya begini, atau begitu atau kalau di negara saya akan begini dan seharusnya disini begitu…’
Itulah gegar budaya, referensi dasar berdasar pengalaman masih melekat begitu tajam di kepala, susah move on karena menganggap semua seharusnya sama seperti apa yang kita mau dan kita pikirkan atau kita ekspektasikan.
Padahal inti dari program ini adalah mengobservasi, memahami dan menerima sebagai nilai yang berbeda saja. Jadi artinya kalau ada kekerasan atau penyelewengan harus dianggap gegar budaya saja?
TENTU TIDAK! Peraturan bukanlah budaya, peraturan aadalah hitam diatas putih! Perhatikan hak dan tanggung jawab kita dengan baik, jika ada yang tidak sesuai, komunikasikan.
Beri kesempatan pada host family untuk melihat bahwa kita paham betul dengan apa yang telah ditanda tangani dan sebaiknya saling menghormati. Karena bahasa lain dari au pair sendiri adalah babu berpendidikan, bukan bodoh dan mudah dijatuhkan. Berprasangka baiklah, tapi tetap memegang jalur pada aturan. Kalau host family betul-betul seenak jidat, laporkan ke kantor walikota setempat dengan menyertakan kontrak. Hak kita mendapat perlakuan keadilan sama sebagai manusia dimata hukum negara manapun kok.
Maka dari itu juga dalam proses pencarian host family, yakinkan hati terlebih dahulu sebelum melakukan hand shake. Buat seluruh informasi menjadi jelas. Jika prinsip kamu adalah tinggal di kota besar, jangan mencari keluarga yang tinggal di desa. Karena desa berarti keterbatasan dan akmu akan frustasi dalam sekejap. Begitu juga sebaliknya. Jika prinsip kamu adalah tinggal dengan keluarga yang utuh, jangan mencari single parent, karena ada konsekuensi dari keputusan yang asal-asalan. Juga terkait jumlah anak yang harus kita jaga nanti. Penting yah?
Penting sekali! Kenapa? Karena satu anak yang dijaga beda dengan empat. Saya sulit menjelaskannya, tapi coba saja pikirkan terkait misalnya saat harus menjemput keempat anak tersebut ke sekolah dan harus membawa empat anak (yang mungkin susah diatur dll) kembali ke rumah. Frustasi!
Dari sekolah bahasa kita akan mulai mendapat teman dan sesekali pasti ingin pergi hangout dengan mereka. Komunikasikan jam-jam kosong yang akan kamu peroleh. Apakah weekend menjadi me time atau malah hari ketika keluarga paling membutuhkan kamu. Tidak ada istilah weekend untuk au pair sepanjang kesepakatan mengatakan sebaliknya. Tapi bukan berarti au pair tidak punya hak me time. Ingat, kembali pada aturan bahwa jam kerja au pair hanya berkisar di 20 jam per minggu.
Sekolah adalah menjadi tanggungan host family untuk membayar? Ya! Lalu adakah uang saku yang harus dibayarkan kepada au pair? Ya! Silahkan cek dengan host family dan juga berdasar aturan negara yang ditinggali. Standar di Perancis misalnya sekitar 75-100 euro per minggu untuk uang saku.
Lalu bagaimana menemukan host family yang daritadi saya bahas-bahas ini? Ada beberapa referensi sebenarnya, tapi saya pribadi menggunakan aupairworld.com
Selamat mencoba! Selamat mengeksplorasi dunia tanpa takut akan kantong yang berbatas 🙂 Oiya ini semua adalah praktikal yah, tentunya au pair lain memiliki pengalaman lain
Untuk yang suka posting ini, silahkan di komen aja yah dibagian informasinya mana yang ingin diketahui. Kalau ada yang mau tau lebih banyak tentang kuliah dan kerja di Eropa (Perancis lebih tepatnya), sahabat saya ini teh banyak juga cerita, coba dicek disini yah. Hatur nuhun sadayana
Ping-kembali: Fakta Unik Tentang Perancis Yang Tertulis di The Da Vinci Code Fakta Unik Tentang Perancis