Anak Minangkabau, laki-laki kurus, pesakitan yang lebih pilih dibuang oleh adat demi hidup di negeri Kompeni yang menjanjikannya seberkas kertas pengakuan untuk kelak menjadi pengajar dan pemerkasa kekuatan di tanah air di kemudian hari. Ditengah jalan ternyata sempat jatuh cinta sama Fenny van de Snijder, seorang gadis kulit putih yang tidak lain adalah kekasih dari sahabat kompeninya di tanah rantau.
Tan: Sebuah Novel, oleh Hendri Teja
Saya jatuh cinta sama buku ini karena permainan alur yang terasa fiksi dan nyata di waktu yang bersamaan. Kisah ini bukan salah satu karya tulis yang ditulis langsung oleh sang pahlawan sendiri, tapi ketika baca seolah satu-satunya yang bisa kita lakuin cuma percaya, percaya karena saking menariknya pilihan kata dan skema yang ditulis secara detail sama si penulis yang seolah nyaksiin sendiri kisah hidup Ibrahim a.k.a Tan Malaka. Ditambah kisah cinta dan persahabatan Tan yang menyedihkan bikin pembaca melankolis kaya saya kebawa emosi, kaya kalau lagi nonton sinetron terus liat penjahatnya kayanya pengen nakol teh.
Baca buku ini bikin pecinta fiksi macam saya jadi ngerasa lebih pinter tapi juga tetep terpuaskan.
Saya punya satu keyakinan, kalau anak SMP anak SMA disuruh baca kisah seorang pahlawan dalam bentuk rupa semenarik ini, ga akan lagi ada generasi garuk-garuk kepala waktu ditanya siapa Tan Malaka?