Adakah Manusia Yang Konsistensi Perilaku Keras Kepalanya Menyaingi Seorang Gandhi?

Gandhi yang awalnya sebenarnya bukan siapa-siapa. Cuma seorang pengacara India yang bertualang pergi ke Afrika Selatan dan Inggris, sempat tergila-gila dengan gaya hidup kebaratan, menghianati untuk tidak makan daging seperti para keturunan barat, atau begitu kurang lebih yang diucapkan ibundanya. Sampai akhirnya merasa lelah sendiri dengan kehidupan yang dia rasa terlalu palsu, Gandhi merasa jiwanya keluar terlalu jauh dari raganya sendiri. Segala kemewahan ditanggalkan, pakaian ala barat dilepaskan, daging tak lagi disentuh dan memutuskan berjuang demi keadilan untuk masyarakat kelas bawah yang saat itu dibawah kendali dan kuasa penjajahan barat.

Gandhi yang dengan semua kesederhanaannya mulai meniti konsistensi pada prinsip hidup barunya, berpegang pada konsep perjuangan anti kekerasan. Konsep yang ada dikepalanya bahkan terlihat ampun rasanya kalau dibaca-baca lagi, Gandhi bahkan berani berkirim surat ke dewan PBB, ke pemerintah Inggris, menyatakan ketidaksetujuannya pada keputusan kolonial dan memaksa untuk tidak akan pernah melawan. Tidak dengan cara apapun, perjuangannya hanya berpegang pada konsistensi perlawanan tanpa kekerasan, membuat para petinggi dunia habis dibuat geleng-geleng kepala oleh lelaki berperawakan kecil kurus ini.

Sampai saya berpikir sendiri, ada ga yah pahlawan yang kepala batunya nyaingin Gandhi?

Gandhi The Man, oleh Eknath Easwaran

“… tidak ada seorang pun yang berhak untuk memaksa orang lain untuk bertindak mengikuti pandangan pribadinya atas kebenaran.”

(Gandhi The Man, Hal. 69)

Karena itu lahir kata toleransi, karena itu lahir kata bahwa kebenaran adalah fakta subjektif, bergantung pada keyakinan manusia itu sendiri dan kebebasan adalah hak asasi manusia yang ikut lahir bersamanya kedunia.

Jika ingin belajar bagaimana sang Gandhi bertarung dengan misi anti kekerasannya, sempat ditertawakan, kemudian diakui dan bahkan dihormati oleh seluruh pemimpin dunia, buku ini jelas akan menjelaskan apa arti sabar itu sendiri, apa arti berjuang, dan apa arti kebebasan di mata seorang pengacara yang meninggalkan hidup kebaratannya demi berjuang atas nama ketidakadilan.

1 komentar untuk “Adakah Manusia Yang Konsistensi Perilaku Keras Kepalanya Menyaingi Seorang Gandhi?”

  1. Ping-kembali: M. Tiyasaa Kabar dari Selandia Baru - M. Tiyasaa selandia baru 15/03/2019 2019

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *